Selasa, 15 Oktober 2024
Bayar 100 Dolar Per Kepala, 160 Ribu Pengungsi Kembali ke Suriah
Selasa, 29 November 2022
Coattail Anies Baswedan Mulai Naikkan Elektabilitas Parpol Pendukung di Pemilu 2024
Selasa, 25 Oktober 2022
Kota Al Khokha Ibukota Provinsi Al Hudaydah Sementara di Yaman
Meski Didera Konflik, 42 Ribu Imigran Afrika Menyeludup Masuk Yaman
Lembaga migrasi dunia mengumumkan pada hari Minggu bahwa lebih dari 42.000 migran Afrika telah tiba di Yaman sejak awal tahun ini.
"42.70 migran Afrika telah tiba di Yaman sejak awal tahun ini," kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan. Dia mencatat bahwa 92 persen dari migran adalah orang Etiopia, sedangkan sisanya dari Somalia.
Dikatakan bahwa "situasi di sepanjang daerah perbatasan Yaman tetap genting, dengan berlanjutnya pelaporan pelanggaran terhadap migran."
Agustus lalu, Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di Yaman mengatakan dalam laporan bulanannya untuk melacak arus migran bahwa 34.437 migran memasuki Yaman selama periode dari Januari hingga Juli 2022, dibandingkan dengan 11.555 migran yang tiba di pantai Yaman selama periode yang sama di Yaman tahun 2021.
Organisasi tersebut menyatakan bahwa 3.171 migran Afrika tiba di Yaman pada Juli, turun dari 3.174 pada bulan sebelumnya. "93 persen dari migran ini berasal dari Ethiopia, sedangkan sisanya berasal dari Somalia," tambah laporan itu.
Yaman adalah tujuan para migran dari negara-negara Tanduk Afrika, terutama Ethiopia dan Somalia, dan banyak dari mereka bertujuan untuk melanjutkan perjalanan sulit mereka ke negara-negara Teluk, terutama Arab Saudi.
Jalur migrasi Ethiopia ke Yaman merupakan jalur kuno yang sudah ditempuh berabad-abad.
Jalur ini juga digunakan oleh beberapa kerajaan Ethiopia menginvasi Yaman khususnya sebelum era Nabi Muhamd SAW.
Pada saat Hijrah, banyak juga warga Arab yang memilih hijrah ke Ethiopia dibandingkan Madinah.
Pada abad pertengahan, sejumlah kesultanan Islam berhasil didirikan oleh warga Ethiopia dengan bantuan Yaman, di antaranya kesultanan Adal, Afar dan lain sebagainya.
Kamis, 29 September 2022
Deklarasi Tuntutan Warga Al Katiri di Yaman Perkuat Independensi Hadramaut
Apakah Kesultanan Tarim Mampu Berdikari Jika Dibentuk Kembali di Federasi Yaman?
Bawa Bendera AS, Sejumlah Warga Tolak Penunjukan Pemimpin De Facto Baru 'Negara Al Rukban' di Suriah
Rabu, 28 September 2022
Mengenal Negara Al Katiri di Hadramaut Yaman
Selasa, 27 September 2022
Memahami Tiga Narasi Politik di Yaman Terkait Infrastruktur Migas
Villa Bali Jeddah Tawarkan Hunian Eksklusif Ala Indonesia di Arab Saudi
Tantangan Presiden Yaman Rashad Al Alimi Buka Pengepungan Houthi ke Taiz
Jumat, 09 September 2022
Industri Militer Korea Utara Diuntungkan dengan Konflik Rusia-Ukraina yang Berkepanjangan
Senin, 01 Agustus 2022
Siapa Tokoh Tuan Lobe Disebut Ulama Penyebar Islam di Simalungun yang Dimakamkan di Keramat Kubah Pandan Perdagangan?
Sabtu, 01 Agustus 2020
Melihat Kesamaan Perdamaian Bangsamoro dengan Filipinan dengan Kesultanan Sulu dengan AS
Jumat, 24 Juli 2020
Gelombang Covid-19 Mulai Masuk Wilayah NES Suriah
Senin, 13 Juli 2020
Jelang Idul Adha, Suriah Ekspor Ternak ke Irak dan Teluk
Kamis, 04 Juni 2020
Iran Resmikan PLTS Terbaru Buatan Dalam Negeri
Kamis, 12 Desember 2019
Lagi, Putra Terbaik Bangsa Ikut Penjaringan Balon #Pilkada Partai Bulan Bintang Labuhanbatu Utara
Sabtu, 23 November 2019
Partai Bulan Bintang DPW Sumbar Gelar Muswil V 2019
Kamis, 08 Agustus 2019
Calon Ketum Muda Siap Adu Konsep Besarkan Partai Bulan Bintang
Yusril Ihza Mahendra dan pengurus Partai Bulan Bintang (ilustrasi) |
STUDY IN ASAHAN -- Siapapun ketum PBB mendatang kelihatannya akan mempunyai tugas yang tidak mudah mulai dari mengawal pemerintahan Jokowi-Maruf usai suksesnya PBB memenangkan pasangan 01 ini, memastikan PBB lolos PT di 2024, mendorong dan memastikan kemenangan kader-kader PBB ikut Pilkada 2020 dan selanjutnya baik perseorangan maupun koalisi dan tentunya memastikan capres PBB mempunyai tempat di Pilpres 2024 serta target-target lainnya yang akan ditetapkan peserta Muktamar ke-5 mendatang. (baca selanjutnya)
Sejumlah pihak meminta Yusril Ihza Mahendra (YIM) untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketua umum DPP partai Bulan Bintang (PBB) sebelum Muktamar ke-V pada September 2019 nanti. Alasannya, YIM telah gagal mengemban amanat Muktamar PBB ke-IV di Cisarua, Bogor tahun 2015 lalu. Muktamar tersebut mengamanatkan agar PBB lolos ke Senayan pada Pileg 2019 ini.
Selain itu, YIM diharapkan dapat memberi ruang berkompetisi kepada kader-kader Umat Islam dari kalangan millenial untuk merebut kursi Ketum DPP PBB.
Pengamat politik, Amir Hamzah menilai posisi PBB pasca Pemilu 2019 ini memang sangat mengkhawatirkan. Sebagai salah satu partai Islam yang tadinya diharapkan menjadi penyalur aspirasi Umat Islam, ternyata perolehan suaranya justru anjlok. “Tadinya PBB menjadi parpol Islam yang diharapkan menjadi lokomotif Umat Islam, penyalur aspirasi Umat Islam di parlemen dengan misi memperjuangkan syariat Islam. Nyatanya, suara PBB hanya sekitar 0,7 persen. Suaranya jauh lebih buruk dibandingkan Pemilu 2014 lalu yang masih peroleh sekitar 1.825.750 suara atau 1,46 persen,” kata Amir di Jakarta, Sabtu (3/8/2019).
Karena itu, Amir menilai selayaknya jika YIM sebagai Ketum DPP PBB menyatakan mundur. Sikap itu sebagai bentuk pertanggungjawaban bukan hanya kepada kader PBB, tapi juga Umat Islam yang tadinya berharap PBB menjadi penyalur aspirasi.
“Pertanyaannya, mengapa PBB tak lolos. Itu lantaran sikap PBB yang dinakhodai YIM salah langkah mendukung paslon pada Pilpres 2019. Mungkin YIM berharap banyak dan bisa lolos ke Senayan. Tapi, akibatnya PBB malah ditinggal pendukung dan pemilihnya. Sebagai bentuk pertanggungjawaban, maka YIM memang harus mundur. Apalagi, jika mengacu pada Muktamar IV PBB yang mengamanatkan YIM untuk mendudukkan kadernya di DPR ternyata gagal,” papar Amir.
Di sisi lain, Amir juga mengapresiasi munculnya kalangan millenial baik di internal maupun eksternal partai yang ingin mengabdikan diri menjadi Ketum DPP PBB. Mengingat, saat ini sudah saatnya era millenial untuk tampil menjawab persoalan bangsa dan negara. Menurutnya, kemunculan orang-orang muda tersebut, juga sebaiknya menjadi pertimbangan YIM untuk mundur.
“Saya dengar, banyak kalangan millenial yang ingin gantinkan YIM. Nah, ini baik untuk kaderisasi, selain itu saat ini sudah masanya yang muda memimpin, Umat butuh kalangan muda tampil memimpin di depan. Sementara Yim sudah cukup berumur. Maka sebaiknya YIM beri ruang kepada yang muda untuk berkompetisi. Caranya, YIM mundur dari posisinya sebagai Ketum PBB. Pergantian kepemimpinan itu biasa dalam organisasi,” jelas Amir.
Di tempat terpisah, Wasekjen PBB Yunasdi juga menyuarakan YIM mundur sebelum Muktamar ke-V yang rencananya akan di gelar di Bangka Belitung pada September 2019 nanti. Yunasdi sependapat dengan Amir bahwa YIM sepantasnya mundur karena telah gagal mengemban amanat Muktamar ke-IV PBB.
“Dimasa kampanye kemarin, YIM menyatakan sendiri siap mundur jika PBB gagal masuk senayan. Sebagai konsekwensinya, YIM harus mundur sebelum muktamar digelar,” tandasnya.
Menurut Yunasdi, YIM harus menyatakan mundur sebelum Muktamar ke-V digelar agar semuanya bisa berjalan sukses. Sebab, jiika YIM menyatakan mundur ditengah-tengah muktamar, lalu ada skenario secara aklamasi meminta YIM maju kembali, maka itu sama saja mengkerdilkan YIM sebagai sosok yang memegang komitmen.
“Jangan lagi ada skenario YIM mundur saat muktamar lalu ada desakan peserta secara aklamasi meminta YIM tetap maju. Kalau begitu, YIM dikerdilkan. Makanya, baiknya YIM mundur sebelum muktamar,” lanut Yunasdi.
Lebih jauh, Yunasdi menyatakan mundurnya YIM sebagai ketum PBB sebelum muktamar akan memberi ruang bagi kalangan millenial untuk maju. Terlebih, saat ini muncul lagi satu calon muda yang memiliki potensi untuk membesarkan PBB, yakni Heppy Trenggono.
“Baiknya YIM mundur beri kesempatan yang muda memimpin. YIM sudah kena penyakit lupa, sama Zulkifli (Ketua DPP PBB) ga kenal, sama Prof. Siti Zuhro, pengamat Politik LIPI yang juga Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) juga ga kenal. Ini bahaya kalau Ketum Parpol pikun. Sekarang banyak millenial yang siap gantikan YIM, selain dari internal juga eksternal, termasuk pengusaha sukses yang merupakan kader Masyumi Mas Heppy Trenggono. Kemarin, kami sudah berjumpa beliau dan siap untuk maju. Sudah ada Ormas islam yang mendukung,” ujar Yunasdi.
Senada dengan itu, Ketua DPP PBB DR. Harjono menyarankan agar YIM mendorong kader muda PBB untuk menggantikannya. Karena, PBB punya banyak kader mumpuni untuk menduduki posisi Ketum PBB.
“Sudahlah YIM mundur saja dan sebaiknya sebelum muktamar. Kan masih banyak yang muda misalnya Yusron Ihza Mahendra, Ketua KAPPU (Komite Aksi Pemenangan Pemilu) PBB dan Yuri Kemal Fadlullah (mantan caleg PBB yang merupakan putera YIM). Ini duet mantap juga, kalau Yusron Ketua, Sekjennya Yuri kan YIM bisa jadi Ketua Majelis Syuro. Kalau mereka tampil dalam debat calon kandidat kan mantap. Masak YIM debat sama yuniornya, meskipun yuniornya itu ilmunya ga kalah sama YIM,” ujar Harjono.
Sebelumnya, sejumlah nama millenial dikabarkan akan maju menggantikan YIM memimpin PBB. Yakni, dari internal, Zulkifli Ali saat ini menjabat Ketua DPP PBB dan Hasfil yang saat ini menjabat Wasekjen DPP PBB.
Sementara, dua calon eksternal, yakni Rijal dikenal sebagai aktivis Islam dan saat ini menjadi Ketua umum (Komando Barisan Rakyat) dan Hairul Anas Suaidi yang akrab disapa Anas praktisi digital ekonomi yang juga anggota Syarikat Alumni Institut Teknologi Bandung (SA ITB).
Belakangan, nama Zulkifli dan Anas menguat. Informasi diperoleh, kedua kandidat siap bersaing dan adu konsep. “Memang sekarang menguat Zul dan Anas. Jadi, kalau ada calon lain, seperti Mas Heppy Trenggono maka ada tiga calon lagi nih yang siap adu konsep. Zul itu sudah matang di organisasi dan juga aktivis Islam, dia sudah siapkan konsepnya untuk PBB agar bisa lebih maju. Anas juga punya konsep pemberdayaan ekonomi melalui teknologi, ini bisa menjawab kebutuhan Umat. Kalau keduanya dipasangkan juga mantap, misalnya Zul ketua dan Anas Sekjennya. Kita lihat nantilah,” pungkas Harjono. (sumber)
Minggu, 07 Juli 2019
Mengenai Tawaran Menteri dari Jokowi, Ini Kata Ketua Badan Pemenangan Presiden PBB Sukmo Harsono
ilustrasi |
Mengenai kemungkinan Yusril Ihza Mahendra masuk kabinet, Ketua DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Sukmo Harsono menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi. Sebab pemilihan menteri merupakan hak prerogatif presiden.
"Dengan segala kewenanganya, Pak Jokowi akan memilih para menterinya pasti yang terbaik yang bisa membantu beliau menuju suksesnya progam kerja Presiden lima tahun ke depan," tutur Sukmo saat dihubungi SINDOnews, Senin (1/7/2019).
Sukmo menuturkan, PBB seperti disampaikan Ketua Umum Yusril Ihza akan sepenuhnya mendukung setiap progam kerja presiden, baik jika ada kader nya yang menjadi menteri maupun tidak duduk di kabinet.
"Dengan demikian Ketua umum selalu bersikap jika semua untuk kepentingan rakyat dan umat akan siap mengawal Pak Jokowi," ujarnya.
Mengenai Yusril sudah mendapat tawaran sebagai menteri, Sukmo mengaku belum mengetahui secara persis. Namun yang pasti, komunikasi antara Jokowi dan Yusril sampai saat ini masih berlangsung intensif.
"Apakah sudah ada bicara tawaran menteri pada Pak Yusril, biarlah Pak Jokowi yang mengumumkan sendiri," tandasnya. (sumber/adm)
Selasa, 23 April 2019
Jenazah Bupati Asahan Drs. H. Taufan Gama Simatupang, MAP Tiba di Rumah Duka
ilustrasi |
Rumah duka yang beralamat di Jalan Mahoni, Kisaran itu padat dan diselimuti kesedihan sewaktu jenazah almarhum sampai rumah duka sekitar pukul 23.30 wib.
Saat jenazah almarhum sampai, bukan hanya warga yang menyambut kedatangan jenazah akan tetapi tampak Wakil Bupati Asahan H. Surya B.Sc turut hadir sejak terdengar meninggalnya Bupati Asahan.
Selain itu, Kapolres Asahan AKBP Faisal F Napitupulu, SIK, Dandim 0208/AS Letkol Inf Sri Marantika Beruh, Danlanal Tanjung Balai Letkol laut (p) ropitno H. tr. Hanla dan Wali Kota Tanjung Balai H. Syahial juga turut menyambut kedatangan jenazah Bupati Asahan.
Wakil Bupati Asahan H. Surya B.Sc saat diwawancarai mengaku merasa sangat kehilangan dengan kepergian orang nomor satu di Asahan itu.
"Kami semua dan seluruh aparatur pemerintahan Kabupaten Asahan terkhusus saya sendiri sebagai Wakil Bupati Asahan merasa sangat kehilangan atas kepergian seorang pemimpin yang menjadi panutan kami," ucap Surya dengan raut wajah yang sedih dan mata becermin. (sumber)
Selasa, 29 Januari 2019
Keputusan Partai Bulan Bintang Mendukung Jokowi-Maruf Amin di #Pilpres2019 Dinilai Moderat dan Bijaksana
ilustrasi/sumber |
Hal itu diungkapkan A. Gani Abdullah, caleg PBB dari NTB, baru-baru ini dalam sebuah posting di grup Ikatan Simpatisan dan Kader Bulan Bintang.
Baca: Yusril Buka-bukaan Soal Draf Aliansi yang Tak Digubris Prabowo
Baca: Yusril: Koalisi Keummatan Fatamorgana, Prabowo Fitnah Saya
Menurutnya, keputusan itu adalah yang terbaik yang harus didukung oleh seluruh simpatisan.
"Saudaraku para kader,caleg dan simpatisan PBB..Terkait Surat Keputusan DPP-PBB. no: Sk.pp/1442/Pilpres 2019 tidak ada yg perlu dipertentangkan apalagi dipermasalahkan apabila kita mau mencermati secara jernih dan cerdas mengenai substansi maupum conten SK tersebut..
Secara substansial SK tersebut luar biasa bijaksana n moderat karena memback up semua aspirasi dan kepentingan semua elemen kader,caleg dan simpatisan PBB.
Bagi kader,caleg dan simpatisan yg tidak bisa terima poin 1 dan 2 kan masih ada poin yg ke 3..Jadi kita tidak usah uring"an dgn berbagai pernyataan misalnya undur diri sbg caleg PBB.Tenggelamkan PBB serta masih banyak pernyataan lain yg semisal.. Terkait adanya kelompok yg patuh pada poin 1 dan 2 serta ada kelompok yg bersikap dgn landasan poin ke 3 mari kita solid dan tetap bersatu sebagaimana termaktub dalam poin ke 4..
#Personalstrategiberperan..," tulisnya.
FB |
Sebelumnya Julkifli Marbun, Caleg DPR RI Dapil Sumut II juga mengungkapkan hal yang serupa. Dia berpendapat bahwa ada argumen penting di belakang keputusan yang dibuat Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra itu.
"Keputusan YIM membuat banyak diskusi WAG mengalir dgn deras. Kencang.. byk analisis... Politisi lama biasanya punya pertimbangan yg yg krng bs dijangkau bg yg br mengerti. ...Tp dr bbrp alur info di bbrp WAG, yg kelihatan sprti terorkestra, satu hal yg luput ditanya atau jd pertanyaan adalah.. jk bnr YIM pd awalnya brsahaa untuk mendukung 02.. tp pd akhirnya berikhtiyar mendukung 01.. apa yg terjadi?? Kalo temanya kecil kyknya tdk akan smp bgitu..," tulisnya dalam sebuah diskusi di WAG.
FB |
Menurut tokoh muda Humbang Hasundutan ini, politisi yang sudah matang seperti YIM pasti memiliki argumen kuat dalam membuat keputusan.
YIM Putuskan Dukung Jokowi-Maruf Amin, Begini Tulisan Dua Caleg Potensial Partai Bulan Bintang
Yusril Ihza Mahendra dan Joko Widodo dalam sebuah kesempatan (ilustrasi) |
Banyak komentar pro dan kontra mengenai hal itu. Namun dari sekian banyak tanggapan terdapat dua tulisan caleg yang patut dicermati.
Baca: Keputusan Partai Bulan Bintang Mendukung Jokowi-Maruf Amin di #Pilpres2019 Dinilai Moderat dan Bijaksana
Baca: Dewan Pembina FPI Habib Muhsin: Maklumat IB HRS Tentang Partai Bulan Bintang Itu Hoax
Mungkin lebih baik bersurat langsung dari pada membaca gonjang ganjing...
_surat terbuka untuk ayahanda Al Ustad IB HRS_ mudah2an sampai ke beliau, mohon diteruskan jika berkenan!
___________________________
IB HRS yang kami cintai...
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Semoga Al Ustad IB HRS selalu dalam keadaan sehat walaafiat tak kurang satupun.
Ijinkan aqilah menulis ungkapan hati seseorang yang sedang belajar berjuang di arena politik. Maju ke arena kelam ini karena bangga mendengar orasi politik YIM yang mengajak kaum muda muslim memperjuangkan agamanya.
Setelah perkembangan yang terjadi terlepas dari syak wasangka terhadap niat bersama dengan cara berbeda, hari ini telah beredar ajakan dari FPI yang menganjurkan caleg PBB untuk tidak bergerak maju ke pileg. Sebelumnya kami merasa dihakimi oleh sesama pejuang parlemen dari partai lain dan bersemangat sekali menenggelamkan PBB.
Ijinkan anakmu menanyakan ini, apakah semangat menenggelamkan kader2 PBB sudah sepengatahuan ayahanda ustad? Sambil tetap berharap ridho Allah dari apa yang sudah kami lakukan dan menunggu bahwa berita tersebut tidak benar adanya.
Demikian keluhan hati seorang yang jauh dari hiruk pikuk pilpres dan tetap ingin melakukan perubahan melalui jalur halal dan legal di parlemen. Biarkan kami menyelesaikan perjuangan menyelamatkan warisan Masyumi ini dan jangan lepaskan tangan kami jika kami khilaf dan alpa. Kami butuh ulama dan akan tetap bersama ulama.
Banyak maaf semoga mendapat pentunjukMu dari Allah Yang Maha Mengetahui niat ini.
Wassalam
Lintau, 28 Januari 2019
Aqilah Giwang Putri Pbb
Caleg PBB Sumatera Barat
Baca: Yusril Buka-bukaan Soal Draf Aliansi yang Tak Digubris Prabowo
Baca: Yusril: Koalisi Keummatan Fatamorgana, Prabowo Fitnah Saya
Tulisan kedua:
*PBB TERHANYUT DALAM ARUS PILPRES*
*Oleh Dr. Ahmad Yani, SH. MH.*
*Caleg DPR RI PBB Dapil DKI Jakarta 1 (Jakarta Timur)*
Tarik-menarik dukungan dalam waktu yang panjang dan bertele-tele, telah mendapatkan kejelasan. Sikap Politik Partai Bulan Bintang, yang semula dikatakan netral, akhirnya memutuskan melabuhkan dukungan dalam Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Semua telah terbuka dihadapan mata umat dan mata publik, bahwa PBB telah menjadi bagian dari Jokowi dan Ma'ruf dalam pilpres 2019 ini, dengan meninggalkan Ijtima Ulama yang semula oleh PBB dijadikan sebagai acuan untuk mendukung Capres dan Cawapres.
Namun, Ijtima hanya diikuti oleh partai yang tergabung dalam koalisi keummatan. Sedangkan Partai yang disebut-sebut sebagai partai yang selalu memperjuangkan aspirasi umat meskipun bukan di jalur parlemen, kini dianggap telah meninggalkan umat. Slogan bela Islam, Bela NKRI, Bela Rakyat, kini tinggal ucapan, ruhnya telah diambil oleh keputusan politik yang berseberangan dengan umat. Itulah realitas politik yang sedang dihadapi oleh Partai Bulan Bintang. Kadang pada awalnya menggebu, berakhir pada titik terendah dari capaian kompromi. Ini sungguh menyayangkan bagi saya.
Keadaan ini mengingatkan kepada saya sebelum bergabung dengan partai Bulan Bintang. Saat itu saya masih di PPP, oleh tokoh-tokoh partai politik yang dikategorikan sebagai partai besar, mengajak saya untuk bergabung dengan mempersiapkan fasilitas untuk saya dapat masuk ke Parlemen. Ajakan bergabung dan berbagai permintaan serta garansi dari teman-teman partai politik, berakhir ketika saya memutuskan untuk bergabung dengan PBB.
Bahkan beberapa senior mengingatkan saya, karena bergabung dengan partai yang belum tentu lolos Parlementary Threshold 4 % itu. Mereka mengatakan langkah saya itu membunuh karir politik saya sendiri.
Tapi saya punya pandangan tersendiri pada waktu itu, karena saya caleg bukan ingin mengejar kursi DPR apalagi berebut kekuasaan dalam partai tertentu. Ada motivasi besar yang mendorong saya memilih PBB ditengah partai menawarkan banyak kesempatan bagi saya untuk dapat menjadi fungsionaris partai.
Yang membuat saya tergerak dan bergabung dengan PBB Adalah cita-cita pandangan politik. Perjuangan PBB selama ini untuk menjadikan syariat Islam sebagai sumber dari segala sumber hukum yang ada dinegara ini, menjadi alasan utama bagi saya untuk ikut berjuang bersama PBB dalam menegakkan syariat Islam ditengah kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ditambah lagi dengan "tontonan heroisme" yang diperlihatkan oleh Prof. Yusril Ihza Mahendra dan PBB. Sikap konsisten dan komitmen dalam membela yang wajar dibela, melakukan advokasi dan pembelaan. Umat dibela ketika kezaliman terus menghantam, ulama dan aktivis Islam di bela ketika dihantam oleh perlakuan tidak adil dari negara. Ormas Islam dibubarkan, dan berbagai kriminalisasi yang santer dilakukan, dibela dan didampingi. Pemandangan yang demikian itu, membuat banyak orang bersimpati. Hingga ulama berbicara secara tajam dan vulgar tentang pentingnya politik Islam dan membesarkan partai Islam, yaitu PBB.
Ghirah saya untuk kembali mengambil jalan untuk bersama-sama memperjuangkan partai politik Islam, bersama-sama membesarkan partai Islam dengan motivasi berjuang membela umat, ulama, agama, bangsa dan negara. Motivasi utamanya adalah menegakkan syariat Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Suasana perasaan kebatinan itu membuat saya melangkah dan memutuskan untuk bergabung bersama partai Bulan Bintang.
Disisi lain, semangat kebangkitan Islam tumbuh dimana-mana. Kalangan Islam mulai sadar tentang pentingnya politik Islam. Umat pun menyambut seruan itu dengan sangat antusias, semua itu adalah bonus yang sangat menguntungkan bagi partai Islam khususnya PBB. Semangat pergerakan politik Islam ini mengingatkan kita pada tahun-tahun awal kemerdekaan.
PBB seharusnya menyeru untuk menambah lagi gairah dan semangat umat itu. Bukan sebaliknya, mengambil jalan yang berbeda dari arus besar kebangkitan Islam setelah 20 tahun reformasi. Spirit ulama yang hidup ditahun-tahun 1950-an muncul kembali pada tahun 2019. Ulama tidak lagi alpa mengingatkan umat tentang politik, tidak lagi alergi membahas politik Islam.
Bukti konkritnya adalah ketika ulama berkumpul untuk tujuan politik Islam. Ini sangat luar biasa memberikan energi positif bagi partai Islam. PBB ikut mengambil bagian dalam Ijtima itu. Bahkan PBB mengatakan bahwa Ijtima ulama itu yang digadang-gadang sebagai jalan untuk mengambil keputusan terkait arah kebijakan politik PBB. Ijtima Ulama satu PBB lewatkan tanpa sikap sambil menunggu Ijtima Ulama dua. Setelah dua kali Ijtima ketua Umum PBB bukan hanya diam tetapi justru mengambil jalan untuk menjadi Pengacara Jokowi-Ma'ruf. Kader dan simpatisan serta umat masih bisa menerima alasan bahwa itu sikap pribadi. Alasan fokus pileg semakin digencarkan.
Dengan alasan untuk mencari formula dan nilai tawar yang lebih besar, sikap dan tindakan itu diterima. Kelonggaran dan penerimaan kader dan para Caleg itu dengan alasan bahwa langkah itu adalah high politics. Tetapi semua sudah terbalik, bukan mencari posisi tawar, bukan juga merupakan langkah politik yang elit, ternyata justru itu langkah untuk mengulur waktu. Meninggalkan modal besar, dan medenkap bersama fantasi pada politik yang penuh perhitungan untung rugi.
Setelah waktu diulur-ulur, maka jalan curam diambil, yaitu memutuskan pilihan pilpres yang berseberangan dengan Ijtima Ulama dan arus mainstream umat. Sampai disini saya berhenti merenung sejenak, kenapa semua bisa berubah seketika?
Publik mengetahui bahwa partai yang dianggap sebagai warisan Masyumi itu adalah partai yang istiqomah dalam sikap dan perjuangan. Namun ini sama sekali berbeda jauh. Dalam hal integritas, tokoh-tokoh Masyumi memiliki integritas dengan ukuran yang tinggi, tidak mudah terombang-ambing dalam sahut menyahut kepentingan sesaat. Dalam sejarahnya, Masyumi tidak pernah mengambil jalan untuk berseberangan dengan umat, apalagi menantang arus mainstream umat. Justru sebaliknya, Masyumi mengambil aspirasi umat untuk diperjuangkan di Parlemen, disuarakan kepada penguasa.
Seringkali saya membaca, bagaimana kompromi diambil oleh para tokoh Islam dahulu. Sebelum kompromi diambil musyawarah mufakat Di internal ulama, umat dan ormas Islam diselesaikan, dan baru kemudian dibuka kompromi untuk pihak luar.
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) sebagai salah satu ormas yang paling berperan mendirikan PBB yang dikatakan sebagai wali amanah, juga telah menyampaikan pandangan politiknya serta meminta PBB untuk mengikuti Ijtima ulama dengan mendukung Prabowo-sandi. Itupun tidak dijadikan pertimbangan bagi YIM dalam mengambil keputusan.
Justru yang terjadi, pendapat internal ditentang dan diprotes, kemudian mengambil kompromi tanpa jalan melalui pertimbangan, seperti, mempertimbangkan Ijtima ulama dan pendapat ormas Islam yang menjadi bagian dari berdirinya PBB serta, pendapat tokoh-tokoh Islam yang ada. Semua dikesampingkan kemudian mengambil keputusan yang sama sekali berbeda bahkan berseberangan dengan arus mainstream umat. Akar rumput ditinggalkan.
Partai yang meninggalkan umat akan mendapatkan sebaliknya, ditinggalkan umat. Dan semenjak pemilu 2004 umat tidak memiliki jodoh. Kekosongan itu pula membuat ulama mencari jodoh bagi umat yang masih belum memiliki pemimpin yang bisa memperjuangkan aspirasinya. Ulama mengambil ijtihad politik dan mengarahkan umat untuk memilih Prabowo Sandi.
Setelah ulama menemukan calon umara yang berjodoh dengan umat, maka langkah selanjutnya adalah mempersatukan kekuatan diantara kekuatan politik Islam. Mulai dari ormas-ormas Islam hingga partai Islam. Lalu umat diberi pilihan dan kesepakatan itu untuk disosialisasikan.
Partai yang dianggap sebagai partai Pembela Agama dan ulama disatukan baik yang nasionalis maupun yang islamis. Dan kalau mau jujur dalam koalisi ini, leader bagi koalisi umat itu adalah PBB. Karena itu satu-satunya partai yang dianggap masih konsisten memperjuangkan syariat Islam.
Pandangan umat dengan penuh harap tertuju kepada PBB pada awalnya. Tentu rasa solidaritas Islamiah yang mendorong umat untuk memandang PBB terlebih dahulu sebelum partai lain yang sudah ada di parlemen. Tapi setelah PBB meninggalkan umat yang sedang menginginkan PBB masuk dalam Parlemen, siapa lagi yang akan ikut memperjuangkan PBB.
Apakah PBB tidak lagi mengharapkan umat Islam? Tentu sangat mengharapkan, dan secara ideologis PBB juga adalah partai Islam. Tentu modal utama suaranya adalah umat Islam. Dan semua partai mengharapkan suara itu. Tapi apakah umat bisa dengan cuma-cuma memberikan pilihannya?
Sekarang melek politik sudah mendekati kesempurnaan dikalangan muslim Indonesia, lebih khusus lagi kaum modernis. Mereka tentu memilih berdasarkan ideologi. PBB DALAM titik ini memiliki keunggulan secara ideologis.
Namun, setelah dukungan telah disampaikan dan arah politik PBB dalam pilpres sudah jelas, maka kaum modernis yang secara ideologis memiliki cita politik yang sama dengan PBB mengajukan protes. Protes Di media sosial berjibun muncul bagai jamur Di musim hujan. Mereka kecewa, dan mereka putus harapan akan kebangkitan politik Islam dengan mengandalkan partai yang katanya ideologi Islam, tapi berseberang dengan umat.
Lalu semua konten pidato, semua khutbah, semua pembicaraan di talk show itu di dibuatkan meme yang mengolok-olok karena ketidakkonsistenan kita sendiri. Bertebaran di media sosial meme itu sebagai jejak, betapa buruknya kita dimata umat dan ulama.
Semua sikap yang diperlihatkan kepada umat Islam, semua argumentasi yang dikemukakan untuk menarik simpati umat, semua ungkapan dan jalan perjuangan, serta sejarah perjalanan politik yang panjang, dibarter dengan hal yang remeh-temeh. Tukar tambah pengorbanan dan perjuangan panjang serta antusias dengan langkah yang cenderung curam dan berbahaya adalah kerugian yang fatal.
Antusiasme yang tadinya telah menarik banyak simpati dikalangan Islam, seperti FPI dan beberapa ormas Islam. Tapi kekecewaan telah mereka rasakan. Kalau seandainya FPI menarik semua kadernya, dengan menyuruh para Caleg FPI yang ada di PBB untuk mundur, dan mengarahkan dukungan kepada partai koalisi 02, langkah apa yang akan dilakukan oleh PBB. Pun demikian dengan DDII, dengan realitas ini menarik dukungannya kepada PBB apa yang akan terjadi?
Setelah umat, tokoh-tokoh dan ulama kecewa, kita mencari 4 % dimana? Apakah kita akan mencari dikerumunan seragam kotak-kotak? Apakah kita akan mencari dari kumpulan seragam kuning atau merah? Disana sangat sedikit kemungkinan untuk mendapatkan dukungan, toh mereka juga sedang terjepit dalam arus pergerakan massa yang ingin melakukan perubahan.
Apakah PBB akan mencari diantara PKB dan PPP yang sedang bergeliat dikalangan nahdliyin. Diantara dua partai ini saja masih khawatir akan pemilih Islam tradisional yang kemungkinan bisa pecah dan yang sebagian mengikuti Ijtima Ulama. Yang seharusnya menjadi perhatian adalah kemungkinan bagi kaum tradisional dan modernis yang sudah berpihak kepada Ijtima Ulama. Yang paling menguntungkan sebetulnya bagi partai Islam yang mendukung Prabowo-Sandi adalah pemilih Islam modernis dan ideologis yang berkumpul dan bersatu, dan diantara mereka menunggu dan mengharapkan PBB.
Setelah kekuatan umat menunggu, ternyata PBB telah mengambil jalan lain, dan itu mengecewakan bagi mereka. Jadi kerugian ini kita gandakan terus menerus ditengah tantangan Parlementary Threshold yang berbiaya tinggi.
Semoga ini hanya perasaan dan analisa saya secara pribadi. Sepenuhnya segala sesuatu dan usaha berakhir dalam doa dan permohonan. Kepada Allah lah segala sesuatu dikembalikan. Semoga Allah memberikan jalan untuk Islam menjadi arus utama politik Indonesia.
Wallahualam bis shawab.
Jumat, 11 Januari 2019
Labuhan Batu Raya Jadi Lumbung Suara untuk Caleg Partai Bulan Bintang
Caleg Dapil Sumut II bersama Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra dalam sebuah kesempatan/ilustrasi |
STUDY IN ASAHAN -- Labuhan Batu Raya kini menjadi lumbung suara untuk para caleg di Partai Bulan Bintang Dapil Sumut II.
Baca: Mulai Terjun Politik, Tokoh Alumni India Ust Sanudin Ranam Ucapkan Selamat untuk Julkifli Marbun, MA
Para caleg maupun tim suksesnya menggencarkan pendekatan dan penyerapan aspirasi dengan masyarakat baik melalui kunjungan langsung maupun 'serangn udara' berupa sosialisasi melalui media sosial.
Baca: Caleg Ini Apresiasi Semangat Netizen Sebarkan Info Partai Bulan Bintang
Partai Bulan Bintang mempercayakan putra-putri terbaik bangsa menjadi caleg di Dapil Sumut II sebagai berikut:
1. Dr. Ir. MAHRIZAL MASRI
2. IR. DORIANGAT PAKPAHAN
3. SABAR SITANGGANG, M.Si
4. Drs. AMARULLAH NASUTION
5. PEPTI ARNILA SARI, S.Psi
6. IR. DOLI SYARIEF PULUNGAN, Mech Eng,. MBA
7. EVI PRATIWI HANDAYANI, S.Sos
8. JULKIFLI MARBUN, MA
Dapil Sumut II termasuk 19 daerah yakni Kabupaten Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Tapanuli Selatan, Kota Padangsidimpuan, Mandailing Natal, Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Kota Gunungsitoli, Kota Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Samosir, Padanglawas, Padanglawas Utara.
Konsolidasi Dapil Sumut II. Mendengarkan laporan dari caleg-caleg tentang persiapan pemenangan setiap dapil dprd se-Kabupaten Labuhanbatu. Di kantor DPC PBB Labuhanbatu.@SabarSitanggang @PBB2019 pic.twitter.com/hFg5EdBo5N— #SaveIndonesia (@fathonianton01) 9 Januari 2019
Rabu, 07 November 2018
Ini Ketua PWI Labuhan Batu 2018-2021 yang Baru
ilustrasi |
Dalam kepengurusannya Neirul didampingi Rony Afrizal SE dari Harian Analisa sebagai Penasihat, Elly Irwan Harahap dari Harian Realitas sebagai Wakil Ketua, Janpiter Datubara dari Harian Mimbar Umum sebagai Sekretaris Efran Simanjuntak dari Harian Sinar Indonesia Baru sebagai Wakil Sekretaris dan Bernahad Munthe (Mimbar Umum) sebagai Bendahara.
Komposisi kepengurusan tersebut dilantik langsung Ketua PWI Sumut H Hermansjah SE disaksikan Wakil Ketua Bidang Organisasi Drs. Khairul Muslim, Ketua Dewan Kehormatan H Sofyan Harahap serta Bendahara Zul Anwar Ali Marbun. Ditandai penyerahan pataka PWI dan penandatanganan berita acara pelantikan.
Ketua PWI Sumut dalam arahannya berharap agar kepengurusan yang terbentuk dapat menjalankan organisasi secara optimal dengan program kerja yang terarah sesuai tujuan PWI yakni menegakkan profesionalisme wartawan dengan terus meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya melalui pendidikan dan pelatihan serta Uji Kompetensi Wartawan (UKW). (sumber)
Minggu, 28 Oktober 2018
Presiden @Jokowi Kecam Serangan Rudal Israel yang Hantam RS Indonesia di Gaza
ilustrasi |
"Ya kita tahu, rumah sakit itu rusak dan Indonesia mengecam, mengecam keras serangan Israel di tanggal 27 Oktober kemarin," ujar Jokowi saat ditemui usai melepas Kirab Santri dan Jalan Sehat Sahabat Santri di Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (27/10/2018).
Kecaman itu diutarakan Jokowi karena tidak hanya mengenai Rumah Sakit Indonesia tersebut, tetapi juga merusak rumah warga.
"Karena tidak juga merusak rumah sakit kita, tetapi juga wilayah sekitar juga sama," katanya.
Meski Jalur Gaza terus dihantam serangan rudal Isrel, Presiden Jokowi menegaskan, Indonesia akan tetap bersama Palestina.
"Indonesia tetap dan akan selalu di belakang bangsa Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaannya, enggak ada kata mundur untuk itu!" tegasnya.
Serangan rudal Israel itu terjadi di wilayah Bayt Lahiya, dekat dengan Rumah Sakit Indonesia sejak JUmat (26/10) malam. Relawan Indonesia yang bertugas di wilayah tersebut, Reza Aldilla menyebut ada 5 rudal yang jatuh di Bayt Lahiya.
Hantaman rudal di di wilayah tersebut menyebabkan guncangan kuat sehingga merusak bagian bangunan RS Indonesia. Ruangan yang mengalami kerusakan menurut Reza adalah ruang kantor administrasi, koridor, ICU dan toilet. (sumber)