BREAKING NEWS

Kamis, 29 September 2022

Apakah Kesultanan Tarim Mampu Berdikari Jika Dibentuk Kembali di Federasi Yaman?

Kesultanan Tarim diperkirakan akan berdiri kembali dalam sistem negara federasi Yaman yang digagas sejak 2014 lalu.

Meski pernah dihapuskan pada tahun 1940-an, Kesultanan Tarim menyisakan peninggalan bersejarah dengan nilai tinggi termasuk istana kesultanan.

Saat ini jumlah penduduk Tarim sekitar 50 ribuan yang hampir mirip jumlah warga di Kamp Pengungsi Al Rukban di Suriah. Jumlah ini juga sama dengan jumlah penduduk sebuah kecamatan di Sumatera atau sebuah desa di Jawa.

Walau begitu, jumlah ini masih lebih banyak dibandingkan penduduk negara Tuvalu atau Nauru yang masing-masing tak lebih dari 12 ribu orang.

Uniknya, Kesultanan Tarim lumayan mandiri dalam industri. Terdapat pabrik pembuatan kipas angin dan AC di sini.

Jika Kesultanan Tarim berdiri lagi, bisa menjadi bagian dari Negara Al Katiri atau langsung di bawah Wilayah Hadramaut. Atau bisa juga berdaulat penuh sembari  menjalin kerja sama dengan pemerintahan Yaman dalam urusan luar negeri dan militer. Sehingga mirip posisinya sebagai protektorat Yaman sebagaimana era Inggris dulu.

Pada awalnya Kesultanan Tarim merupakan pecahan dari Negara Al Katiri di Arabia Selatan dulunya. Dipimpin pertama kali oleh Sultan Muhsin Ibn Ghalib Al Katiri sebagai kepala negara sementara pemerintahan dikelola kabinet Jamiyah Al Haq.

Saat Sultan wafat tahun 1924, pemerintahan dilanjutkan oleh Sultan Salim dengan kabinet Liga Tarim.

Namun pemerintahan Liga Tarim gagal mewujudkan pemerintahan yang dicintai rakyatnya sehingga mengakibatkan perang sipil. Negara Al Katiri mengirimkan pasukan untuk mendamaikan warga Tarim namun gagal sehingga Kesultanan Tarim dihapuskan dan kembali menjadi bagian dari Negara Al Katiri.

Konsep negara federasi digags kembali oleh Presiden Yaman pada 2014 Mansour Hadi.

Tujuannya untuk mengurangi beban pemerintah dengan memberikan kekuasan penuh kepada negara bagian untuk mandiri dan memerintah secara otonom.

Pemerintah akan fokus mengatasi urusan luar negeri dan keamanan termasuk menyiapkan pasukan nasional agar negara-negara bagian itu tidak dicaplok oleh Alqaeda maupun ISIS termasuk kelompok Houthi.

Namun, belakangan berdiri juga kelompok separtis Yaman Selatan atau STC bermusuhan dengan pemerintah walau menjadi satu koalisi.

Keberadaan STC ini sebenarnya tidak membawa hal baru karena dulunya Aden adalah bagian dari Federasi Arabia Selatan minus Hadramaut.

Namun jika STC memasukkan Hadramaut dalan kekuasaannya maka otomatis federasi Yaman hanya dua yakni Yaman Utara dengan pemerintah bentukan Houthi dan Yaman Selatan yang terdiri dari beberapa negara bagian dibawah STC.

Dengan fakta ini justru tugas pemerintah pusat yang diakui dunia internasional menjadi lebih ringan karena pasukan pemerintah hanya mengawal ancaman dari luar  dan hubungan internasional sementara untuk keamanan internal telah diurusi oleh pasukan STC maupun Houthi.

Share this:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Back To Top
Distributed By Blogger Templates | Designed By OddThemes