STUDY IN ASAHAN -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendorong ketua umumnya Muhaimin Iskandar alias Cak Imin maju sebagai calon walil presiden (cawapres). Sekretaris Jenderal PKB, Abdul Kadir Karding mengklaim, Cak Imin tepat jadi pendamping Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.
Menurutnya Cak Imin memiliki kompetensi menjadi cawapres. Dia merupakan santri Nahdlatul Ulama (NU) yang dinilai mampu memperkuat elektabilitas Jokowi, sekaligus mengantisipasi isu agama yang sering menimpa Jokowi.
"Untuk itu kita mencalonkan Pak Muhaimin. Kalau Pak Jokowi cocok ya Alhamdulilah, namanya juga usaha," kata Abdul dalam diskusi bertajuk ‘Skenario Jokowi 2019: Apa Kriteria Cawapres’ di Kantor Para Syndicate, Jalan Wijaya Timur III, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, (16/03/2018).
Abdul menilai cawapres pendamping Jokowi di Pilpres 2019 paling tepat dari kalangan agamais yang mampu membantu menaikkan elektabilitasnya. Menurut dia, Jokowi rentan diserang isu-isu agama sehingga butuh cawapres berkompeten yang bisa menangkal.
Jokowi, menurut Abdul, sangat tepat memilih cawapres dari PKB atau NU. NU memiliki basis kuat di Jawa Timur. Ini, kata dia, bisa menguntungkan Jokowi.
"Jadi wakil presiden Pak Jokowi harus yang memiliki identitas kuat keagamannya, kedua harus didukung basis agama yang kuat, saya rasa piliahnya strategisnya adalah memilih PKB atau NU jadi wakil karena Jawa Timur," ungkapnya.
Sosok Cak Imin, kata Abdul, memiliki kompetensi, pengalaman dan basis yang kuat di NU. Muhaimin, lanjut dia, juga mantan aktivis yang ikut berjuang menumbangkan penguasa Orde Baru Soeharto.
"Dia ketua partai, mantan menteri, mantan DPR. Dia jelas pengalaman ada, santri juga. Pak Muahaimin juga sesuai dengan kebutuhan milenial, jadi santri, kapasitas jelas, pengalaman jelas, jadi Pak Muhaimin layak ditawarkan,” sebutnya.
Kenapa PKB tak mencalonkan Muhaimin sebagai capres? "Kita realistis, kita partai menengah, makanya kita mengusulkan wakil presiden,” pungkasnya. (sumber)
Menurutnya Cak Imin memiliki kompetensi menjadi cawapres. Dia merupakan santri Nahdlatul Ulama (NU) yang dinilai mampu memperkuat elektabilitas Jokowi, sekaligus mengantisipasi isu agama yang sering menimpa Jokowi.
"Untuk itu kita mencalonkan Pak Muhaimin. Kalau Pak Jokowi cocok ya Alhamdulilah, namanya juga usaha," kata Abdul dalam diskusi bertajuk ‘Skenario Jokowi 2019: Apa Kriteria Cawapres’ di Kantor Para Syndicate, Jalan Wijaya Timur III, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, (16/03/2018).
Abdul menilai cawapres pendamping Jokowi di Pilpres 2019 paling tepat dari kalangan agamais yang mampu membantu menaikkan elektabilitasnya. Menurut dia, Jokowi rentan diserang isu-isu agama sehingga butuh cawapres berkompeten yang bisa menangkal.
Jokowi, menurut Abdul, sangat tepat memilih cawapres dari PKB atau NU. NU memiliki basis kuat di Jawa Timur. Ini, kata dia, bisa menguntungkan Jokowi.
"Jadi wakil presiden Pak Jokowi harus yang memiliki identitas kuat keagamannya, kedua harus didukung basis agama yang kuat, saya rasa piliahnya strategisnya adalah memilih PKB atau NU jadi wakil karena Jawa Timur," ungkapnya.
Sosok Cak Imin, kata Abdul, memiliki kompetensi, pengalaman dan basis yang kuat di NU. Muhaimin, lanjut dia, juga mantan aktivis yang ikut berjuang menumbangkan penguasa Orde Baru Soeharto.
"Dia ketua partai, mantan menteri, mantan DPR. Dia jelas pengalaman ada, santri juga. Pak Muahaimin juga sesuai dengan kebutuhan milenial, jadi santri, kapasitas jelas, pengalaman jelas, jadi Pak Muhaimin layak ditawarkan,” sebutnya.
Kenapa PKB tak mencalonkan Muhaimin sebagai capres? "Kita realistis, kita partai menengah, makanya kita mengusulkan wakil presiden,” pungkasnya. (sumber)
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.