Pesan yang dikirimkan pemimpin Partai Pekerja Kurdistan (PKK), Abdullah Öcalan, kembali memunculkan kontroversi di tengah dinamika politik Suriah. Dari balik penjara di Turki, Öcalan menyampaikan seruan kepada para tetua dan bangsawan suku Arab di wilayah Al-Jazeera, Deir Ezzor, Raqqa, dan Tabqa.
Isi pesan tersebut menekankan pentingnya persatuan antara rakyat Arab dan Kurdi di Suriah utara dan timur. Öcalan menyebut dukungan suku-suku Arab terhadap Kurdi sebagai faktor penting dalam memperkuat Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
Dalam transkrip video, Öcalan menyatakan bahwa aliansi Arab-Kurdi bisa menjadi fondasi historis baru yang dibangun di atas rasa saling percaya. Menurutnya, kerja sama ini penting untuk menciptakan masa depan yang stabil.
Pesan tersebut juga menyoroti hubungan historis yang mendalam antara Arab dan Kurdi. Öcalan menyinggung peran besar bangsa Arab dalam proses masuknya sebagian besar Kurdi ke dalam Islam, yang ia anggap sebagai warisan persahabatan.
Lebih jauh, Öcalan mendukung perjanjian sosial-politik yang sedang berjalan di wilayah otonom Suriah utara. Ia menilai, aliansi Arab-Kurdi bisa menjadi dasar terciptanya kesetaraan, keadilan, dan keamanan.
Pesan ditutup dengan seruan persaudaraan yang lebih luas. Ia mengajak Arab, Kurdi, Suryani, dan Asyur untuk membangun kehidupan bersama di tanah Suriah.
Namun, pesan ini menimbulkan polemik di kalangan pengamat. Beberapa menilai seruan dari seorang narapidana terorisme di Turki bisa dianggap offside karena berpotensi mengintervensi hubungan internal antara Arab dan Kurdi di Suriah.
Ada pula yang menilai pesan ini memperkuat dugaan hubungan erat antara PKK dan SDF. Keterlibatan YPG sebagai tulang punggung SDF membuat tuduhan tersebut semakin menguat, mengingat PKK dikategorikan sebagai organisasi teroris di Turki.
Seorang tokoh lokal yang tak disebutkan namanya justru menyambut pesan tersebut. Ia menyebut bahwa setiap inisiatif yang mendorong persatuan rakyat Suriah patut diapresiasi, tanpa memandang siapa pengirimnya.
Ia menekankan bahwa semua komponen masyarakat Suriah adalah satu bangsa. Oleh karena itu, ajakan menuju kesatuan dianggap penting untuk menjaga masa depan.
Selain pesan Öcalan, video juga menampilkan rapat Dewan Demokratik Suriah (MSD/SDC) di Hasakah. Pertemuan tersebut membahas perkembangan politik terbaru dan arah rekonsiliasi di Suriah.
Diskusi dalam pertemuan itu menegaskan komitmen pada prinsip kesatuan Suriah. Para peserta mendorong sistem demokratis dan desentralistik sebagai jalan keluar dari konflik panjang.
MSD juga membahas kunjungan ke negara-negara Arab seperti Yordania, Irak, dan Kurdistan Irak. Kunjungan ini dipandang sebagai upaya memperluas dukungan politik regional.
Perwakilan Partai Persatuan Suriah, Sanharib Barsoom, menjelaskan bahwa pertemuan dengan Damaskus masih tertunda akibat kondisi politik transisi. Hal ini memperlambat proses negosiasi.
Penasihat Suku Jabour, Akram Al-Mahshoush, menyoroti memburuknya keamanan. Ia menilai penting menjangkau basis pendukung dengan informasi yang benar agar tidak terpengaruh narasi eksternal.
Penduduk Arab di wilayah SDF, sayap militer SDC, mencakup 80 persen, khususnya di Raqqa dan Deir Ezzour. Bahkan di Hasakan yang menjadi pusat komunitas Kurdi, warga Arab sekitar 60 persen. Namun perwakilan Arab di SDC sangat minim karena didominasi YPG/PYD yang menjadi perpanjangan tangan PKK di Suriah. Berbagai protes pernah dilakukan namun dibalas tembakan oleh SDF
Saat Bashar Al Assad lengser, suku-suku Arab pernah ingin merebut wilayah yahh dominan Arab dari Kurdi, namun langsung dihentikan oleh AS dkk yang menerbangkan helikopter di udara.
Sementara itu, anggota Komite Kepresidenan MSD, Hassan Muhammad Ali, menekankan bahwa keputusan politik harus lahir dari dalam Suriah, bukan dipaksakan pihak luar.
Perwakilan Partai Hijau Demokratik, Luqman Ahmiya, turut mengkritik pemerintah transisi yang dinilai gagal menjalankan ketentuan Perjanjian Maret. Padahal, perjanjian itu menyerukan keterlibatan semua komponen Suriah.
Di tengah diskusi ini, pesan Öcalan menjadi topik hangat. Bagi sebagian pihak, pesan tersebut adalah dorongan positif. Namun, bagi pihak lain, ia menjadi bukti pengaruh PKK terhadap dinamika politik lokal.
Dengan status PKK sebagai organisasi terlarang di Turki, keterkaitan ini menimbulkan kekhawatiran baru. Turki bisa memandangnya sebagai alasan tambahan untuk meningkatkan tekanannya terhadap wilayah Kurdi Suriah.
Akhirnya, pesan Öcalan tetap meninggalkan pertanyaan besar: apakah ia menjadi simbol persatuan lintas etnis, atau justru mempertebal kecurigaan akan hubungan PKK dengan struktur politik dan militer Kurdi di Suriah.
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.